Bisnis  

SD Perdana Sukamara, ‘Menyala’ di Tengah Kebun Sawit Sampoerna

SD Perdana Sukamara, ‘Menyala’ di Tengah Kebun Sawit Sampoerna


SD Perdana Sukamara boleh berbangga diri karena sinarnya menyala di Kalimantan, meski berada di tengah kebun sawit PT Sampoerna Agro Tbk.

Berjarak 16 km dari titik nol Sukamara, sekolah dasar di Kalteng ini bisa dijangkau dengan Kendaraan Pribadi atau Kendaraan Bermotor Roda Dua sekitar 30 menit berkendara. Ketika Pernah dekat, tampak papan nama berwarna biru dengan tulisan Sampoerna Agro di tepi jalan.

Ya, Anda memasuki kawasan kebun sawit milik Putera Sampoerna. Ia merupakan generasi ketiga pendiri perusahaan rokok HM Sampoerna.


Sejauh mata memandang, pohon sawit menjulang di kiri dan kanan. Jalanannya pun khas, lengkap dengan bekas ban-ban truk pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

Hiruk pikuk Usaha sawit ternyata tak menutup semangat menimba ilmu. Masih ada sebuah bangunan kokoh berdiri di tengah kebun sawit Sampoerna, itu merupakan SD Perdana Sukamara.

Kepala SD Perdana Sukamara Krisdiana mengatakan Sampoerna Agro menguasai lahan sawit tersebut sejak 1997. Empat tahun berselang, sekolah pun eksis, meski masih berada di bawah naungan human resource development (HRD) perusahaan.

Salah satu guru, Cut Maharani, ikut menceritakan kisah perjuangan SD Perdana Sukamara. Ia mengaku menjadi saksi sejarah transformasi sekolah dasar di tengah kebun sawit itu.

“Saya ke sini (SD Perdana Sukamara) dari 2011, dari saya lulus kuliah, hanya jeda satu bulan. Kebetulan orang tua saya kerja di sini (Sampoerna Agro), diminta bantu-bantu di sekolah,” tutur Cut saat berbincang di SD Perdana Sukamara, Kalteng, Sabtu (22/6).

“Saya coba bantu di sini, alhamdulillah sampai hari ini bertahan. Dari yang kelasnya kayu, sampai Pada akhirnya alhamdulillah Pernah beton semua. Pada 2011 itu kelasnya masih kayu, papan tumpuk gitu, bahkan lantainya masih semen yang bolong-bolong,” ungkapnya.

PSF langsung Menyediakan dua pelatihan kepada guru-guru SD Perdana, di mana dengan Unggul mendatangkan efek positif. Hanya selang sebulan, sekolah yang dipimpin Krisdiana langsung Terfavorit sebagai Sekolah Penggerak yang merupakan program Pembantu Presiden Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

“Sebelum ada pelatihan (dari PSF), kami jujur, SD Perdana itu tidak dikenal. SD Perdana ini Sungguh-sungguh ya Pernah (tak dikenal), bahkan ketika ada rapat atau pertemuan apa, kita Sungguh-sungguh tersisihkan. Sungguh-sungguh tidak ada namanya,” cerita Krisdiana.

“Jumlah SD di Sukamara itu ada 49, negeri, kok kenapa SD Perdana (sekolah swasta) yang lolos? Kami jadi satu-satunya yang lolos di Sekolah Penggerak kemarin dan yang pertama (di Sukamara), itu 2022 berbarengan dengan PSF masuk (membersamai SD Perdana),” jelasnya.

Dua tahun bergandengan bersama Putera Sampoerna Foundation, SD Perdana berkembang pesat. Sekolah ini Pada Pada saat ini berada dalam naungan Yayasan Perdana Medika Cemerlang.

Krisdiana menyebut jumlah muridnya mencapai 405 pada tahun ajaran 2022/2023. Bahkan, ia mengatakan anak yang berminat masuk ke SD ini membludak.

Pada akhirnya, sekolah mencoba membatasi Supaya bisa maksimal dalam bimbingan 21 guru. Para tenaga pendidik itu diklaim hampir seluruhnya lulusan sarjana di bidang pendidikan.

Ia merinci bahwa kelas kecil alias kelas 1 SD dan 2 SD, masing-masing hanya diisi 25 siswa. Sedangkan untuk kelas besar atau kelas 3 SD-6 SD bervariasi, bisa sampai 35 orang anak di setiap kelasnya.

Cut Maharani mengamini apa yang disampaikan sang kepala sekolah. Guru SD Perdana itu mengatakan siswa pendaftar di setiap tahun ajaran baru tak hanya anak karyawan Sampoerna Agro.

Bahkan, Cut menyebut ada anak-anak yang ingin menimba ilmu di SD Perdana berasal dari desa-desa lain sekitar kebun sawit.

“Ada yang di luar (anak) karyawan. Padahal, kami itu jujur ruangannya terbatas. Tapi, ‘gak apa-apa bu jadi cadangan’, anak karyawan banyak, itu tantangan dan dilema kami di situ,” tuturnya.

“Gak ada biaya sekolah. Orang dari luar (selain anak karyawan Sampoerna Agro) Bahkan tidak dipungut, kami pakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Kira-kira orang luar 5 persen (jumlah murid). Kalau yang dari luar kami lihat dulu jumlah ketersediaan bangku, kalau masih ada, kami terima,” imbuh Cut.

Berbagai prestasi yang didapatkan SD Perdana membuktikan sinar sekolah tersebut makin menyala. Terangnya bahkan menyinari seluruh Sukamara, Kalteng.

Ini Bahkan sejalan dengan misi PSF yang hadir Membantu SD Perdana Sukamara. Head of Implementation Putera Sampoerna Foundation Agastya Wahyudyatmika menyebut pihaknya serius Membantu eksistensi SD Perdana sebagai bagian dari upaya Lighthouse School Program (LSP).

“Filosofinya Merupakan kita ingin menjadikan SD Perdana seperti sekolah mercusuar yang bisa menerangi sekitarnya,” katanya pada Media Briefing Berkarya dalam Keragaman Kreativitas Siswa Merdeka di Balai Pelatihan Guru, Sukamara, Kalteng, Kamis (20/6).

“Selama dua tahun terakhir, kawan-kawan di yayasan (Yayasan Perdana Medika Cemerlang) dan timnya Bu Kris (Kepala SD Perdana Sukamara Krisdiana) kita latih gurunya, kita latih tata kelola sekolahnya, manajemen sekolahnya, dan ekskulnya,” jelas Agastya.

Bahkan, Agastya mengatakan ada sekitar 700 tenaga pendidik di Sukamara yang Pernah mengikuti pelatihan sejak dua tahun belakangan.

Ia mengklaim angka tersebut Pernah mencapai 50 persen populasi guru di Sukamara. Rinciannya, ada sekitar 56 pelatihan yang diberikan per tahun oleh PSF bersama tim SD Perdana Sukamara.

“Harapannya tidak lagi hanya satu sekolah saja yang maju, tapi harapannya Merupakan bisa membawa kemajuan untuk sekolah sekitar,” tandasnya.

(skt/sfr)



Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > SD Perdana Sukamara, ‘Menyala’ di Tengah Kebun Sawit Sampoerna