Resesi Argentina Sangat dianjurkan Jadi Alarm RI Hati-hati Kelola APBN

—

Ekonom Senior Aviliani mengatakan masuknya Argentina ke jurang resesi Sangat dianjurkan menjadi rambu-rambu bagi Indonesia untuk mengelola APBN dengan hati-hati.

Menurutnya, salah satu Dalang resesi Argentina Merupakan pengelolaan APBN yang salah sehingga perekonomiannya pun turun dan minus dua kuartal berturut-turut.

“Jadi Argentina Mungkin contoh ya? Iya. Maksudnya pengelolaan APBN itu Sangat dianjurkan bagus supaya jangan sampai Pada Pada akhirnya orang melihat APBN itu Mungkin krisis gara-gara persepsi,” ujar Aviliani ditemui di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Selasa (25/6).

Apalagi, kata Aviliani, Sekarang Bahkan Kurs Mata Uang Uang Negara Indonesia melemah Sampai saat ini Rp16.400 per Kurs Mata Uang Asing AS, level yang cukup tinggi.

Karena itu, ia menekankan kebijakan pengelolaan APBN Sangat dianjurkan betul-betul menjadi perhatian lantaran pelemahan Uang Negara Indonesia Berniat mempengaruhi berbagai belanja negara yang berkaitan dengan Bantuan Pemerintah.

“Sekarang Bahkan Uang Negara Indonesia Pernah berlangsung melemah nih. Biasanya Uang Negara Indonesia melemah itu yang cenderung biasanya orang (was-was), ‘waduh ini jangan-jangan kita masuk jurang resesi’. Jadi makanya Merupakan bagaimana mengelola Uang Negara Indonesia itu,” jelasnya.

Ia Bahkan mengingatkan Pengurangan Tenaga Kerja yang masih terjadi di industri, seperti di sektor tekstil, Sangat dianjurkan segera dicarikan solusinya. Sebab, hal tersebut bisa menambah sentimen negatif ke investor ke Indonesia.

“Terkait dengan APBN, Kemungkinan Pernah berlangsung Sangat dianjurkan dilihat ketika Sekarang Bahkan misalkan banyak Pengurangan Tenaga Kerja apa Kemungkinan Dianjurkan untuk penalangan orang miskin yang nambah,” pungkasnya.

Argentina resmi terperosok ke dalam jurang resesi ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini diiringi oleh angka pengangguran yang meningkat setelah pemangkasan anggaran belanja besar-besaran Kepala Negara Argentina Javier Milei.

Hal ini menandakan ekonomi Argentina terkontraksi kuartal-ke-kuartal kedua berturut-turut.

(ldy/pta)