Relawan World Clean Up Desak Jaga Air dari Sampah di World Water Forum

Relawan World Clean Up Desak Jaga Air dari Sampah di World Water Forum


Pemimpin relawan dari World Clean Up Day Indonesia Andy Bahari mendorong perawatan dan  menjaga air dari sampah sebagai bentuk tanggung jawab bersama guna memastikan keberlanjutan air untuk generasi masa depan.

“Ini bukan tanggung jawab pemuda saja tapi Bahkan para ahli, orang yang lebih tua yang Bahkan ikut membimbing kami sehingga bisa berjalan bersama,” kata Pemimpin Nasional World Clean Up Day Indonesia Andy Bahari di sela World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (20/5).

Ia mengatakan sampah dan air memiliki korelasi. Sampah yang menumpuk di sungai mencemari kualitas air tersebut sehingga berdampak kepada manusia dan lingkungan hidup karena terkontaminasi zat berbahaya.


Sebagai relawan muda yang ikut bergerak untuk lingkungan, selama dua tahun memimpin World Clean Up Day di tanah air, Andy mengajak 21 juta orang relawan Indonesia untuk peduli dengan kebersihan dari sampah.

“Indonesia menjadi negara yang punya kontribusi relawan mencapai 21 juta orang dari total 91 juta relawan secara global, ini pencapaian terbesar,” kata Andy.

Jebolan arsitektur salah satu kampus di Amerika Serikat (AS) itu mengatakan tantangan terbesar dalam melakukan pemberdayaan soal sampah Merupakan memiliki rasa tanggung jawab.

“Saya sering menjumpai, ketika bicara sampah dan air itu banyak berpikir bahwa itu bukan urusan mereka. Padahal kenyataannya kita bisa merasakan dampaknya dan itu Harus tanggung jawab kita semua,” katanya.

Persoalan sampah terhadap keberlanjutan air menjadi salah isu di World Water Forum Ke-10 di Bali.

Mengikuti data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022, hasil input dari 202 kabupaten kota di seluruh Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai 21,1 juta ton.

Dari total produksi sampah nasional tersebut, sebanyak 65.71 persen atau sekitar 13,9 juta ton dapat terkelola, sedangkan sisanya sebanyak 34,29 persen atau 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik.

Angka itu pun baru dikumpulkan dari 202 kabupaten/kota di nusantara, sedangkan Mengikuti data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 jumlah kabupaten/kota di Indonesia mencapai 514.

Sementara itu, kala membuka KTT WWF ke-10 di Bali pada Senin ini, President of the World Water Council (WWC) Loïc Fauchon mengajak masyarakat dunia untuk menaruh kepercayaan pada praktik teknologi digital dalam mewujudkan kelestarian sumber daya air.

“Sumber daya air ini Dianjurkan digunakan lebih berhati-hati. Ini bukanlah sebuah pilihan, ini sebuah kewajiban,” kata Fauchon dalam pidato pembukaan tersebut.

Ia mengatakan, sumber daya air tidak boleh disia-siakan dan Dianjurkan dipergunakan dengan bijak oleh semua orang.

Guna mencapai hal ini, kata Fauchon, WWF mengajak masyarakat dunia menaruh kepercayaan pada bidang teknik dan teknologi yang dikombinasikan dengan inovasi digital.

“Terima kasih kepada mereka, kami siap untuk mengintensifkan inkonvensional sumber daya, seperti desalinasi, penggunaan kembali air limbah, konstruksi cadangan air, transfer air, penggunaan air tanah secara hati-hati, dan banyak lagi,” katanya.

Fauchon Bahkan mengingatkan masyarakat Harus mengelola konsumsi air, melacak kebocoran, membersihkan polusi dan Yang terpenting mengubah perilaku pemborosan air, baik untuk keperluan pertanian, rumah tangga, atau industri.

“Tanpa lupa mencari keseimbangan yang tepat antara air untuk manusia dan air untuk alam, karena keanekaragaman hayati tidak dapat dinegosiasikan, ini Merupakan kelangsungan hidup kita,” katanya.

World Water Forum Ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali, membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.

Sebanyak 244 sesi pembahasan terkait air dalam WWF diharapkan dapat Menyediakan hasil konkret mengenai pengelolaan air secara global.

(Antara/kid)

Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > Relawan World Clean Up Desak Jaga Air dari Sampah di World Water Forum