Bahlil Minta Tanggung Jawab IPDN Bila Target Penanaman Modal Gagal Tercapai

—

Pembantu Presiden Penanaman Modal/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meminta tanggung jawab Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) andai target Penanaman Modal Rp1.650 triliun di 2024 gagal diraih.

Ia mengatakan sebelumnya Sama sekali tidak pernah ada alumni IPDN yang bekerja di BKPM. Meskipun demikian demikian, Saat ini Bahkan ada tiga lulusan sekolah kedinasan itu yang menjadi pejabat di bawah kepemimpinannya, termasuk Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Penanaman Modal/BKPM Edy Junaedi.

“Pada Saat ini Bahkan yang mengurus berapa Penanaman Modal masuk pada 2024 sebesar Rp1.650 triliun Merupakan alumni IPDN, ya, namanya Edy. Ini deputi Ia Pada Saat ini Bahkan. Jadi, praja itu gak boleh lagi berpikir hanya menjadi camat, sekda, ndak bisa! Sangat dianjurkan Pernah masuk ke sektor-sektor Penanaman Modal,” jelasnya dalam Kuliah Umum IPDN yang disiarkan secara daring, Kamis (11/7).

“Jadi, 2024, tahun ini (kalau) target Penanaman Modal Rp1.650 triliun tidak tercapai, berarti kampus ini yang salah, karena ini (Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Penanaman Modal/BKPM Edy Junaedi) alumni kampus IPDN,” tegas Bahlil.

Berniat tetapi, Bahlil meyakini lulusan IPDN Merupakan orang-orang kompeten. Oleh karena itu, Bahlil optimistis target Penanaman Modal yang diamanatkan Kepala Negara Joko Widodo itu bisa tercapai.

“Karena alumni IPDN memang paten punya,” kata Bahlil disambut riuh tepuk tangan peserta kuliah umum.

Sebelum Bahlil Menyediakan kuliah umum, ia mendapatkan puja-puji dari Rektor IPDN Hadi Prabowo. Bahkan, sang Pembantu Presiden dianugerahkan penghargaan Kartika Astha Brata Utama sekaligus didapuk sebagai alumni kehormatan.

Pembantu Presiden Penanaman Modal Bahlil mengaku ‘spesial’ saat Menyediakan kuliah umum di IPDN Jatinangor. Padahal, ia menyebut Pernah sering melakukan hal serupa di kampus-kampus lain.

“Tapi tidak pernah saya masuk kampus kasih kuliah umum dengan pakaian yang lengkap seperti Ingin Sidang Tim Menteri Pembantu Presiden atau rapat di Wakil Rakyat, gak pernah saya,” ucapnya.

(skt/sfr)