Memangnya Ada Area Peluncuran Roket di Biak seperti Kata Luhut?

Memangnya Ada Area Peluncuran Roket di Biak seperti Kata Luhut?


Kepala Negara Joko Widodo (Jokowi) Menyajikan Biak, Papua, sebagai Tempat peluncuran roket (launchpad) kepada CEO SpaceX Elon Musk. Adakah bandar antariksa di Papua?

Pembantu Presiden Pembantu Presiden Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pertemuan keduanya itu digelar di sela-sela gelaran World Water Forum ke-10 di Bali. Keduanya disebut membicarakan Penanaman Modal launchpad di Biak dan baterai lithium.

“Waktu ketemu bapak Kepala Negara, hampir sejam lebih saya kira, itu bicara mengenai launching pad di Biak. karena kan Ia me-launch roketnya Ia itu 150 roket setahun, hampir setiap hari satu roket. Kepala Negara Menyajikan untuk memakai Biak, Ia nanya apakah di situ ada gas,” ujar Luhut menceritakan pertemuan tersebut di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (21/5).


“Saya bilang ada Bintuni, itu bisa ditarik pipa Bahkan,” imbuhnya.

SpaceX sendiri bolak-balik meluncurkan satelit punyanya sendiri, Starlink, maupun milik perusahaan atau pemerintah negara lain amat sering berkat teknologi roket ulang-alik Falcon.

Luhut mengakui penawaran tersebut tidak Nanti akan dieksekusi dalam waktu dekat. Pasalnya, landasan peluncuran roket yang ada Saat ini Bahkan Bahkan, seperti Cape Canaveral, Florida, AS masih digunakan.

Meski demikian, kata Luhut, tawaran Jokowi terkait launchpad ini membuat Musk memiliki alternatif baru.

Proyek lama

Biak sendiri merupakan cerita lama dalam proyek landasan peluncuran roket. Ini terkait dengan pembangunan bandar antariksa yang digagas sejak beberapa tahun lalu.

Pada Maret 2021, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang Di waktu ini bernama Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) yang jadi bagian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyebut SpaceX berniat untuk membangun bandar antariksa untuk lepas landas dan mendaratkan pesawat luar angkasa.

Saat itu, LAPAN menyebut pembangunan bandar antariksa SpaceX masih sebatas pembahasan tahap awal.

Dikutip dari situs LAPAN, Merujuk pada kajian pembangunan bandar antariksa oleh Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa LAPAN, pembangunan bandar antariksa merupakan salah satu amanat yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.

Di samping itu, bandar antariksa Bahkan masuk dalam Draft Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040.

Dalam peta Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan Tahun 2016-2040, disebutkan bahwa pada periode tahun 2036-2040 teknologi peroketan Indonesia diharapkan Sebelumnya memiliki program peluncuran roket pengorbit satelit ke orbit rendah/low earth orbit (LEO).

Dalam teknologi satelit, Indonesia direncanakan Sebelumnya mampu meluncurkan dan mengoperasikan satelit observasi bumi, telekomunikasi, dan navigasi.

“Pada saat itulah Indonesia Sangat dianjurkan Sebelumnya memiliki bandar antariksa, tidak lagi bergantung kepada negara lain,” demikian dikutip dari kajian tersebut.

Kenapa Biak?

Studi tersebut Bahkan menjelaskan bahwa bandar antariksa dibangun di Biak karena LAPAN memiliki aset lahan di Kabupaten Biak Numfor yang berada di desa Saukobye, Biak Utara, sekitar 40 kilometer dari Kota Biak.

LAPAN disebut memiliki lahan seluas 1 juta meter persegi atau 100 hektare di desa Saukobye.

Kemudian, LAPAN selaku koordinator pembangunan bandar antariksa Bahkan menilai Biak Numfor dekat dengan ekuator dan langsung menghadap ke Samudra Pasifik.

Menristek dan Kepala BRIN saat itu, Bambang Brodjonegoro, menjelaskan Indonesia Merupakan negara yang paling strategis untuk meluncurkan roket termasuk membawa satelit ke luar angkasa karena berada di garis khatulistiwa.

Bambang Bahkan menyebut Biak Merupakan salah satu wilayah paling potensial untuk dijadikan bandara antariksa. Hal ini dikarenakan kawasan itu sangat dekat dengan garis khatulistiwa, Didefinisikan sebagai -1 derajat dari ekuator.

Ia menyebut membangun bandar antariksa lebih menguntungkan daripada hanya membuat roket. Terlebih, katanya, nilai ekonomi antariksa global diproyeksikan Nanti akan meningkat menjadi lebih dari US$1 triliun per tahun pada 2040.

Sejauh ini, Bambang mengungkapkan bandar antariksa hanya dimiliki oleh negara berteknologi maju, seperti Amerika Serikat, Rusia, Perancis, China, dan India yang Kenyataannya semuanya jauh dari garis khatulistiwa.

Dalam jurnal ‘Pemetaan Elit Politik Lokal Di Pulau Biak Dan Pengaruhnya Terhadap Rencana Pembangunan Bandara Antariksa’, peneliti Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa LAPAN Astri Rafikasari mengatakan bandar antariksa yang berada di khatulistiwa memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang berada di wilayah lain Bila Nanti akan meluncurkan wahana antariksa ke orbit geostationary (GEO).

“Kelebihan dari peluncuran wahana antariksa dari wilayah equator Merupakan dapat mempercepat laju wahana antariksa yang diluncurkan, Tidak seperti tetap Ekonomis bahan bakar,” jelas peneliti.

(lom/arh)

Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > Memangnya Ada Area Peluncuran Roket di Biak seperti Kata Luhut?