Bulog Janji Bayar Denda Terlambat Bongkar Muat di Pelabuhan

—

Perum Bulog memastikan Berniat membayar denda keterlambatan bongkar muat (demurrage) atas Pembelian Barang dari Luar Negeri beras kepada pelabuhan. Meskipun demikian demikian, untuk besaran nilainya masih dihitung.

Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi mengakui ada keterlambatan bongkar muat Pembelian Barang dari Luar Negeri beras sebanyak 490 ribu ton. Keterlambatan itu untuk periode Januari-Maret 2024.

“Demurrage Merupakan biaya yang timbul karena keterlambatan bongkar muat. Ini Merupakan hal yang biasa dan itu jadi biaya yang masuk dalam biaya penghitungan Penjualan Barang ke Luar Negeri-Pembelian Barang dari Luar Negeri,” ujarnya ditemui di Dewan Perwakilan Rakyat RI, Kamis (20/6).

Bayu menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat keterlambatan seperti kondisi cuaca, situasi di pelabuhan, Sampai saat ini tanggal merah yang menyebabkan tidak ada pekerja atau buruh.

“Jadi itu menurut saya namanya demurrage biasa, itu biaya karena tertunda, kapalnya harusnya direncanakan 5 hari sandar selesai atau 3 hari sandar, oh ternyata Dianjurkan nambah 1 hari lagi. Atau ini hujan, tutup dulu, gak jadi. Berhenti dulu bongkarnya karena hujan, jadi tertunda gitu,” jelasnya.

Menurutnya, meski belum besaran dendanya, Meskipun demikian demikian biasanya tidak melebihi 3 persen dari nilai Pembelian Barang dari Luar Negeri yang terlambat. Di waktu ini Bahkan, masih dalam perhitungan biaya asuransi, nego Sampai saat ini permintaan Potongan Harga.

Kendati, Bayu memastikan memang memiliki anggaran untuk membayar biaya keterlambatan. Pasalnya, kondisi seperti itu Pernah masuk dalam antisipasi saat menyusun kebutuhan anggaran sehingga tidak Berniat mengganggu neraca keuangan Bulog.

“Enggak sama sekali (mempengaruhi neraca keuangan Bulog). Karena Pernah diperhitungkan dalam kegiatan Penjualan Barang ke Luar Negeri Pembelian Barang dari Luar Negeri,” pungkasnya.

(ldy/sfr)