Bos Garuda Bersuara soal Luhut Ingin Buat Avtur dari Jelantah

—

PT Garuda Indonesia Tbk Membantu Pembantu Presiden Koordinator Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan terkait pembuatan bahan bakar pesawat atau avtur dari minyak jelantah.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur itu cukup penting untuk digunakan di masa yang Akan segera datang.

Apalagi, Garuda pernah melakukan uji coba terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) Ke arah Bandara Adi Soemarmo (Surakarta) menggunakan bioavtur pada akhir tahun lalu.

“Pernah Tak perlu dijelaskan lagi kami Akan segera terus memastikan bahwa target kami bersama sebagai bagian dari industri ini untuk memenuhi itu (pengembangan bioavtur),” ucap Irfan di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (21/6).

Ia lantas menyebut Garuda bakal terus berdiskusi dengan PT Pertamina (Persero) dan Kementerian ESDM terkait proyeksi ketersediaan, harga, Sampai sekarang jenis bioavtur.

Luhut ingin membuat bahan bakar pesawat atau avtur dari minyak jelantah.

Oleh karena itu, Luhut turun tangan dengan memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri SAF di Indonesia.

Ia pun menargetkan SAF bisa diluncurkan paling lambat September mendatang dalam acara Bali International Air Show 2024.

“Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah atau used cooking oil dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan?” tulis Luhut di akun instagramnya @luhut.pandjaitan, Rabu (29/5).

Menurutnya, hal itu Pernah dilakukan di beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura.

Luhut menjelaskan pengembangan industri SAF penting karena Indonesia Diprediksi Akan segera menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan dengan asumsi kebutuhan bahan bakar mencapai 7.500 ton liter Sampai sekarang 2030. Apalagi, Pertamina Bahkan Pernah melakukan uji coba statis SAF untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B.

“Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil,” katanya.

(mrh/agt)