Ahli Temukan Sindrom Baru Terkait Pandemi, Efeknya ke Paru Bisa Mematikan

Ahli Temukan Sindrom Baru Terkait Pandemi, Efeknya ke Paru Bisa Mematikan

Jakarta

Para peneliti menemukan kelainan autoimun baru yang terkait dengan Pandemi yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang berbahaya. Kelainan tersebut dijuluki MDA5-autoimmunity and interstitial pneumonitis contemporaneous with the Pandemi pandemic atau disingkat MIP-C.

Dikutip dari LiveScience, kelainan tersebut merupakan kondisi langka dan serius yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang tubuh. Dalam Peristiwa Pidana yang buruk, paru-paru bisa menjadi rusak dan kaku sehingga satu-satunya Trik yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan pasien Merupakan transplantasi paru-paru.

Sekalipun begitu, hanya sebagian Peristiwa Pidana yang melibatkan penyakit paru-paru.


“Dua per tiga dari Peristiwa Pidana kami tidak memiliki penyakit paru-paru,” kata ahli reumatologi di Universitas Leeds Inggris Dr Dennis McGonagle ketika pertama kali mengumpulkan pola penyakit baru ini.

“Tetapi kami melihat delapan Peristiwa Pidana berkembang pesat dan meninggal Sekalipun kami Pernah melakukan semua terapi berteknologi tinggi untuk menangani mereka,” sambungnya.



ADVERTISEMENT

Dennis bersama rekan-rekannya Sampai saat ini Pada saat ini Pernah mengidentifikasi 60 Peristiwa Pidana kelainan tersebut. Studi tersebut diterbitkan pada 8 Mei di jurnal eBioMedicine.

Ia menuturkan penyakit tersebut mirip dengan kondisi dermatomiosistis MDA5 yang hampir semuanya dialami oleh wanita keturunan Asia. Pasien mengalami nyeri sendi, peradangan otot, ruam kulit, dan dua pertiga Peristiwa Pidana mengalami pembentukan jaringan parut di paru-paru yang sangat berbahaya.

Dermatomiositis MDA5 terjadi ketika sistem kekebalan menyerang salah satu sistem kekebalannya sendiri yaitu protein yang disebut MDA5 yang biasanya Membantu mendeteksi virus RNA. Virus tersebut termasuk Dalang influenza, ebola, dan Pandemi.

Rumah sakit yang terkait dengan Universitas Leeds di Yorkshire mulai menyaring orang-orang dengan gejala autoimun untuk mencari autoimun terhadap protein tersebut. Pada tahun 2018, mereka menemukan tiga pasien, tahun 2019 tiga pasien, tahun 2020 delapan pasien, Justru pada tahun 2021 tiba-tiba ada 35 Peristiwa Pidana.

Para pasien membawa antibodi anti-MDA5, Justru penyakit mereka berbeda dari dermatomiositis yang diketahui sebelumnya. Kebanyakan Peristiwa Pidana tidak melibatkan paru, sebagian besar pasien berkulit putih, dan jumlah pasien perempuan lebih sedikit.

Dennis lantas bekerja sama dengan Dr Pradipta Ghosh dari Universitas California menyelidiki masalah ini lebih lanjut.

Ghosh Pernah menggunakan kerangka komputasi untuk mengambil data pengujian medis dan menemukan ‘benang merahnya’. Regu Ghosh sebelumnya menerbitkan karya soal jaringan parut paru-paru pada Pandemi, serta MIS-C, sebuah sindrom peradangan yang muncul pada beberapa anak setelah mengidap Pandemi.

Regu lalu membandingkan data pasien dengan kondisi misterius, pasien dengan pneumonia akibat Pandemi, dan pasien dengan jaringan parut di paru yang tidak berkaitan dengan virus.

Sumber Refrensi Berita : Detik.com > Ahli Temukan Sindrom Baru Terkait Pandemi, Efeknya ke Paru Bisa Mematikan