Diffuse Axonal Injury (DAI): Dalang, Gejala, dan Penanganan

Diffuse Axonal Injury (DAI): Dalang, Gejala, dan Penanganan

Jakarta

Diffuse Axonal Injury (DAI) Merupakan salah satu bentuk Cidera otak traumatis yang parah tapi umum. Pengidap DAI bisa berujung mengalami koma selama beberapa waktu.

DAI yang dikenal Bahkan dengan Cidera aksonal traumatis terjadi ketika kepala mengalami pukulan keras atau sentakan tiba-tiba sehingga menyebabkan kerusakan pada otak. Otak dapat bergeser di dalam tengkorak dan mengakibatkan putusnya serabut saraf akson.

Kejadian tersebut bisa menyebabkan Cidera bagian otak, sehingga orang yang menderitanya dapat mengalami gangguan neurologi, koma, bahkan kematian. Simak Dalang, gejala, dan penanganan Diffuse Axonal Injury pada uraian berikut.


Dalang Diffuse Axonal Injury

Sebagaimana penjelasan sebelumnya yang dikutip dari Healthline, Diffuse Axonal Injury terjadi ketika otak terguncang Berkelas sehingga otak bergeser di dalam tengkorak dan saraf akson terputus. Dengan begitu, akson menjadi rusak dan mempengaruhi banyak area otak.

Guncangan keras pada otak dapat disebabkan oleh banyak faktor, meliputi: mengalami kecelakaan kendaraan, Cidera saat Gerakan, Kekejaman, dan jatuh tidak sengaja sehingga kepala terbentur.



ADVERTISEMENT

Gejala Diffuse Axonal Injury

Gejala utama Diffuse Axonal Injury yaitu hilangnya kesadaran. Gejala ini dapat berlangsung selama enam jam atau lebih lama. Pada Peristiwa Pidana DAI ringan, penderitanya Kemungkinan Nanti akan tetap sadar tapi kerusakan otak lain bisa muncul.

Gejala DAI lainnya bisa bervariasi tergantung bagian otak mana yang mengalami kerusakan. Gejalanya, mencakup:

  • Linglung
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Mengantuk
  • Kesulitan tidur
  • Kelelahan
  • Tidur lebih lama dari biasanya
  • Kehilangan keseimbangan tubuh.

Diagnosis Diffuse Axonal Injury

Untuk mendiagnosis Diffuse Axonal Injury bisa dilakukan diagnosis klinis. Tes seperti MRI otak Bahkan dapat Mendukung dokter ketika mendiagnosis DAI.

Dokter ahli Bahkan biasa menggunakan klasifikasi DAI yang dicetuskan Adams (1991) Merujuk pada gambaran histopatologinya untuk menilai Cidera otak ini.

  • DAI ringan (tingkat 1): terlihat kerusakan mikroskopis pada materi putih otak, termasuk perubahan pada korteks serebral, batang otak, dan corpus callosum.
  • DAI Dalam proses (tingkat 2): lesi yang lebih besar muncul di corpus callosum.
  • DAI parah (tingkat 3): tampak lesi yang lebih besar di batang otak dan corpus callosum.

Penanganan Diffuse Axonal Injury

Diffuse Axonal Injury dapat ditangani segera dengan Tips mengurangi pembengkakan di dalam otak. Tujuannya untuk menstabilkan kondisi pengidap dan mencegah kerusakan otak yang kian parah.

Pada Peristiwa Pidana DAI tertentu, Medis-obatan steroid Kemungkinan diberikan untuk mengurangi pembengkakan.

Di sisi lain, tidak ada tindakan operasi yang dapat mengobati pengidap DAI. Seandainya Cidera otaknya parah, kondisi vegetatif atau kematian Kemungkinan terjadi. Bila mengalami DAI ringan-Dalam proses, rehabilitasi bisa dilakukan.

Berulang kali tergantung tingkat Cidera individunya, rehabilitasi yang diberikan bisa meliputi: terapi wicara, terapi berjalan, maupun fisioterapi lainnya.

Apakah Diffuse Axonal Injury Bisa Sembuh?

Peristiwa Pidana DAI parah dapat menyebabkan kematian dan cacat permanen. Hanya sedikit pengidap DAI parah yang kembali sadar setelah koma panjang. Pengidapnya yang sadar kembali umumnya mengalami masalah jangka panjang dan memerlukan terapi intensif untuk pemulihan.

Pengidap Diffuse Axonal Injury Cidera ringan dapat mengalami gegar otak dan kemungkinan bisa pulih total dengan serangkaian rehabilitasi yang diberikan.

Sumber Refrensi Berita : Detik.com > Diffuse Axonal Injury (DAI): Dalang, Gejala, dan Penanganan