GEM & ITB Resmikan Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia

GEM & ITB Resmikan Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia

Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia untuk Material Energi Baru dan Teknologi Rekayasa Metalurgi yang diinvestasikan oleh perusahaan Tiongkok, GEM Co.,Ltd dan dibangun oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) diresmikan di ITB pada akhir Agustus lalu.

Pada proyek ini, GEM selaku perusahaan di bidang ekonomi daur ulang dan teknologi metalurgi bergabung dengan ITB dan Central South University (CSU), yang memiliki disiplin ilmu teknik metalurgi dan material energi baru untuk mendirikan Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia, memungkinkan teknologi Tiongkok bermanfaat bagi Indonesia melalui proyek percontohan untuk pembangunan bersama “Belt and Road” versi 2.0.

Sebelumnya, Tiongkok-Indonesia Sebelumnya memiliki rekam jejak bekerja bersama. Sehingga, ketika inisiatif “Belt and Road” Tiongkok bertemu dengan konsep ‘Poros Maritim Dunia’ Indonesia, hadir peluang tak terbatas.

“Laboratorium ini memiliki lebih dari 300 set peralatan generasi terbaru, dan merupakan pusat pengujian dan peneltian teknik tingkat pertama di dunia untuk teknologi metalurgi dan penelitian material energi baru,” demikian pernyataan GEM dalam rilis resmi.

Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia dengan nilai Penanaman Modal awal mencapai US$30 juta itu terdiri dari Pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Hidrometalurgi dan Pusat Penelitian Teknologi Rekayasa Material Energi Baru, serta 12 laboratorium penelitian.

Di dalamnya, diterapkan sistem inovasi dan R&D tiga tingkat mencakup penelitian eksplorasi, penelitian eksperimental skala kecil, serta penelitian eksperimental semi-industri, dilengkapi lebih dari 300 set peralatan penelitian dan eksperimental, Bahkan instrumen pengujian dari Jepang, Amerika Serikat, Sampai saat ini Jerman.

GEM optimis, perusahaan Berencana dapat secara efektif menyelesaikan penelitian teknologi utama dari seluruh rantai industri ekstraksi sumber daya mineral, sintesis bahan energi baru, daur ulang sumber daya, dan pengolahan lingkungan, dengan kemampuan mumpuni untuk membina mahasiswa program magister dan doktoral tingkat tinggi.

Ketua GEM, Profesor Xu Kaihua mengatakan bahwa Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia Berencana mewujudkan kemandirian dan peningkatan diri dalam berbagai teknologi utama, sehingga dapat mendorong teknologi metalurgi dan teknologi material energi baru, sekaligus menjadi basis inovasi teknologi tinggi serta pembibitan talenta tingkat tinggi di Indonesia.

“Laboratorium Bersama Merupakan jembatan yang menghubungkan persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia, yang berhasil membangun jembatan teknologi Tiongkok guna memberi manfaat bagi Indonesia, mempromosikan kecepatan Tiongkok ke teknologi Tiongkok di jalur kereta Mudah Jakarta-Bandung, dan menciptakan moda terdepan dalam “Belt and Road” versi 2.0 dengan teknologi ramah lingkungan,” ujar Profesor Xu Kaihua.




Foto: Arsip GEM Indonesia

Pembantu Presiden Koordinator Bidang Kemaritiman dan Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan selaku penanggung jawab kerja sama menyampaikan, kehadiran laboratorium bersama itu penting dalam mempromosikan penelitian mengenai efisiensi, inovasi, kualitas, dan keberlanjutan di sektor hilir industri mineral Indonesia.

“Pendirian Laboratorium Bersama ini datang pada waktu yang tepat dan merupakan praktik penting untuk merealisasikan apa yang kita diskusikan dengan pemerintah Tiongkok, yaitu tentang pentingnya Mengoptimalkan kerja sama talenta industri antara Tiongkok dan mitra-mitra utama Indonesia, di mana hal ini sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penelitian yang inovatif,” papar Luhut.

Dirinya berharap, dengan kehadiran Laboratorium Bersama ini, selain lembaga pendidikan, ITB terdorong bertransformasi menjadi pusat penelitian yang penting bagi pembangunan bangsa dan negara.

Lebih jauh, Luhut menyampaikan rasa terima kasih dan hormat atas komitmen tinggi pemerintah Tiongkok, CSU dan Profesor Xu Kaihua selaku investor pembangunan laboratorium.

“Dengan berdirinya Laboratorium Riset Bersama ini, diharapkan dalam waktu dekat, Indonesia Berencana melihat munculnya tokoh-tokoh seperti Profesor Xu Kaihua, yang tidak hanya berkomitmen pada penelitian dan inovasi, tetapi Bahkan pada kesuksesan Usaha dan Mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui penyediaan lapangan kerja,” kata Luhut.

Secara khusus, Luhut menyampaikan apresiasi atas kiprah Profesor Xu Kaihua, yang dinilainya cerdas, bersemangat, dan penuh kasih.

“Ini bukan hanya sebuah laboratorium, tetapi Bahkan sebuah kesempatan pendidikan yang dapat membawa kejayaan bagi Indonesia dan Membantu Mengoptimalkan taraf hidup, mengubah mimpi menjadi kenyataan,” ujar Luhut kepada para mahasiswa.

Pada saat yang sama, Luhut pun berkesempatan berkeliling melihat Laboratorium Bersama, seperti menjelajahi Koridor Sejarah Metalurgi, mengunjungi ruang pameran laboratorium dan Pusat Penelitian Teknik, sampai ke ruang kelas belajar Program Internasional Master Teknik Bersama Tiongkok-Indonesia.

Sejak 2019, GEM sebagai investor berkolaborasi dengan Kemenkomarves dan CSU Menghelat Program Pelatihan Bersama Tiongkok-Indonesia untuk Kelas Internasional Magister Ilmu Material dan Teknik Metalurgi. Didasarkan pada model penelitian-akademisi-pemerintah-industri internasional, program ini bertujuan melatih para insinyur Supaya bisa dapat memenuhi kebutuhan Indonesia Berencana insinyur di bidang pertambangan, metalurgi, dan pengembangan energi baru.

Sebanyak 80 mahasiswa magister teknik Sebelumnya dilantik dari tiga angkatan. Pada 2024, program ini diperluas dari spesialisasi Metalurgi dan Material menjadi tiga bidang baru, antara lain Transportasi Kereta Api dan Perdagangan Antar Negara Logam Non-Besi, dengan total empat kelas untuk 100 mahasiswa.

Apalagi, di tahun yang sama, tiga mahasiswa master teknik angkatan pertama diterima di CSU sebagai mahasiswa doktoral di bidang Teknik Metalurgi, dengan beasiswa dari pemerintah Tiongkok. Hal ini menandai peningkatan pelatihan master teknik ke program PhD.

Kemudian, GEM bersama CSU Sebelumnya mengajukan Rencana Pengembangan Bakat guna melatih 100 doktor teknik, 1.000 master teknik, dan 10 ribu teknisi teknik untuk Indonesia dalam waktu enam tahun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ory/ory)



Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > GEM & ITB Resmikan Laboratorium Penelitian Bersama Tiongkok-Indonesia