Jakarta Dulu Punya Pantai yang Mempesona, Tapi Sekarang Tinggal Kenangan

—

Jakarta, kota dengan ritme kehidupan yang Mudah, memiliki sedikit ruang untuk bernapas lega di tepi pantai.

Warga Jabodetabek yang ingin merasakan semilir angin laut hanya memiliki sedikit pilihan. Pantai Ancol sering kali menjadi tujuan utama.

Sekalipun, ketika musim liburan tiba, pantai ini berubah menjadi padat dengan pengunjung yang menyemut. Suasana Damai pantai tergantikan oleh keramaian yang Mungkin terlalu berlebihan bagi beberapa orang.

Tidak banyak yang tahu bahwa beberapa dekade yang lalu, ada alternatif lain bagi warga Jakarta untuk menikmati pantai, yaitu Pantai Cilincing.

Pantai yang terletak di timur Tanjung Priok ini pernah menjadi salah satu destinasi wisata populer di Jakarta, bahkan sejak masa kolonial Belanda.

Pantai ini dikenal dengan pasir putihnya yang indah, barisan pohon kelapa yang rindang, dan pemukiman penduduk bangsawan China di sekitarnya.

Dulu, untuk mencapai pantai ini, pengunjung Dianjurkan melakukan perjalanan yang tidak mudah. Mereka Dianjurkan mencapai Batavia terlebih Pada Pada masa itu, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta api listrik ke daerah Priok atau mengendarai Kendaraan Pribadi melewati jalanan yang rusak dan becek, seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia.

Meski demikian, Pantai Cilincing Menyediakan sesuatu yang tidak bisa ditemukan di Ancol: kedamaian dan kebebasan dari hiruk-pikuk perkotaan, tanpa biaya masuk.

[Gambas:Twitter]

Sayangnya, pantai ini Bahkan memiliki sejarah yang kelam. Pada masa kolonial, hanya keturunan Indo-Eropa yang diperbolehkan untuk mengunjungi pantai ini, sementara warga pribumi dilarang masuk.

Sekalipun, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pantai ini menjadi terbuka untuk semua orang.

Hanya saja, kebebasan itu tidak bertahan lama, karena tuntutan pembangunan dan kebutuhan ruang kota yang besar, Pantai Cilincing Pada akhirnya digusur dan diubah menjadi pemukiman warga.

Sekarang, Pantai Cilincing hanya tinggal kenangan di hati warga Jakarta yang pernah menikmati keindahannya.

(anm/asr)