Bisnis  

Kemnaker Buka Suara soal Pabrik Raksasa Tekstil di Jateng Tutup

Kemnaker Buka Suara soal Pabrik Raksasa Tekstil di Jateng Tutup


Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) buka suara soal informasi pabrik raksasa tekstil di Jateng (Jateng) tutup.

Badai krisis memang tengah menghantam industri tekstil. Ada 6 pabrik yang tutup operasi serta 13 ribu lebih buruh terkena Pemecatan Karyawan.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker Indah Anggoro Putri menyebut memang ada Sebanyaknya pabrik raksasa tekstil di Jateng yang tadinya berencana melakukan Pemecatan Karyawan.


Justru setelah dicek Kemnaker, rupanya pelaksanaan Pemecatan Karyawan itu dibatalkan.

“Betul, di Jateng ada. Ada yang grup, yang tiga besar grup itu Bahkan. Tapi tadi barusan saya cek waktu saya di dalam saya telepon kadis-nya (kepala dinas), enggak Nanti akan Pemecatan Karyawan,” katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/6).

Meski tak ada Pemecatan Karyawan, Putri menjelaskan bakal ada pengurangan hak-hak karyawan. Sebab perusahaan tengah kesusahan lantaran penjualan turun sehingga produksi pun berkurang.

“Dalam proses lapor ke dinas boleh enggak kalau ada hal-hal hak karyawan yang diturunkan, misalnya enggak ada lembur,” jelas Ia.

“Masih kami monitor, sepanjang tidak mengganggu kenyamanan pekerja, kita Mungkin masih mempertimbangkan. Tapi kalau Pernah sampai enggak dibayar sama sekali, itu kan enggak benar,” sambung Indah.

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat ada sekitar 13.800 buruh tekstil terkena pemutusan hubungan kerja (Pemecatan Karyawan) dari Januari 2024 Sampai sekarang awal Juni 2024.

Bahkan, Ristadi menuturkan data Pemecatan Karyawan yang terjadi di Jateng lebih masif. Ia mencatat pabrik-pabrik yang terdampak, misalnya di grup PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex.

Ia mencontohkan tiga perusahaan di bawah grup Sritex yang mem-Pemecatan Karyawan Sebanyaknya karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex yang ada di Magelang.

Secara garis besar, ia menangkap biang kerok Pemecatan Karyawan massal ini Merupakan orderan yang lesu. Ristadi menyebut tingkat pesanan yang masuk ke Sebanyaknya pabrik tekstil di Indonesia terus menurun.

Pemimpin Negara KSPN ini menyebut banyak Bahkan perusahaan yang merumahkan karyawannya saat tak ada order masuk. Pasalnya, pengusaha tekstil tersebut tak punya modal Seandainya Dianjurkan mem-Pemecatan Karyawan buruh.

“Ingin Pemecatan Karyawan, Ia (pengusaha) gak ada uang, mempekerjakan ndak ada pekerjaan,” ungkap Ristadi soal kondisi di lapangan.

“Perusahaan ada order jalan, enggak, tutup lagi. ‘Senin-Kamis’ lah kira-kira. Kalau lama-lama begini cash flow perusahaan gak Nanti akan kuat dan tutup Bahkan,” tandasnya.

Rincian Pemecatan Karyawan pabrik tekstil Sampai sekarang awal Juni 2024:

– Pabrik tutup

1. PT Dupantex, Jateng Pemecatan Karyawan sekitar 700 karyawan
2. PT Alenatex, Jabar Pemecatan Karyawan sekitar 700 karyawan
3. PT Kusumahadi Santosa, Jateng Pemecatan Karyawan sekitar 500 orang
4. PT Pamor Spinning Mills, Jateng Pemecatan Karyawan sekitar 700 orang
5. PT Kusumaputra Santosa, Jateng Pemecatan Karyawan sekitar 400 orang
6. PT Sai Apparel, Jateng Pemecatan Karyawan sekitar 8.000 orang

– Pemecatan Karyawan karena efisiensi

1. PT Sinar Pantja Djaja, Jateng sekitar 2.000 karyawan
2. PT Bitratex, Jateng sekitar 400 karyawan
3. PT Djohartex, Jateng sekitar 300 karyawan
4. PT Pulomas, Jabar sekitar 100 karyawan.

(del/pta)



Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > Kemnaker Buka Suara soal Pabrik Raksasa Tekstil di Jateng Tutup