Bisnis  

Penerimaan Seret, APBN Mei Defisit Rp21,8 T

Penerimaan Seret, APBN Mei Defisit Rp21,8 T


Penerimaan negara yang seret dan lebih rendah dari belanja membuat kinerja APBN Sampai saat ini Mei 2024 defisit sebesar Rp21,8 triliun atau 0,10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sesuai aturan data Kementerian Keuangan, defisit per akhir Mei ini terjadi lantaran penerimaan negara hanya Rp1.123,5 triliun. Sedangkan belanja Rp1.145,3 triliun.

“Kita lihat pendapatan negara sampai akhir Mei memang mengalami tekanan yaitu growth-nya negatif 7,1 persen,” ujar Pembantu Presiden Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN di Gedung DJP, Senin (24/6).


Penerimaan per akhir Mei terkontraksi terutama dari pendapatan Retribusi Negara Dikenal sebagai minus 8,4 persen (Rp760,4 triliun) dan penerimaan kepabeanan dan cukai minus 7,8 persen (Rp109,1 triliun).

“Ini terutama perusahaan-perusahaan dengan harga Barang Dagangan atau perusahaan-perusahaan mining di Indonesia maupun CPO mereka mengalami koreksi dari sisi kinerja perusahaannya untuk 2023 yang dilaporkan pada April lalu dan kita lihat koreksinya sekitar 8,4 persen dari sisi penerimaan Retribusi Negara,” kata Sri Mulyani.

Terlebih lagi, Penerimaan Negara Bukan Retribusi Negara (PNBP) Bahkan mengalami kontraksi atau minus 3,3 persen (Rp2251,4 triliun). Sebab, tahun lalu Sampai saat ini akhir Mei bisa terkumpul Rp260 triliun.

“PNBP kita Bahkan mengalami penurunan 3,3 persen, Berulang kali karena sumber daya alam yang merupakan penerimaan cukup besar dari PNBP mengalami koreksi,” jelasnya.

Menurut Ani sapaan akrabnya, meski terjadi defisit, Sekalipun masih Aman terkendali karena di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2024.

“Jadi kalau Hari Ini masih 0,1 persen, ini kita masih relatif on track dengan total overall balance tahun ini yang menurut Perundang-Undangan APBN 2024 Merupakan didesain dengan defisit 2,29 persen,” pungkasnya.

(ldy/sfr)



Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > Penerimaan Seret, APBN Mei Defisit Rp21,8 T