Perusahaan Inggris Kena Tipu, Transfer Rp400 M Gara-gara Deepfake

Perusahaan Inggris Kena Tipu, Transfer Rp400 M Gara-gara Deepfake


Perusahaan desain dan teknik multinasional asal Inggris, Arup, mengaku menjadi target Mengelabui Orang Lain modus deepfake yang membuat salah satu stafnya di Hong Kong Harus membayar US$25 juta (sekitar Rp400 miliar) kepada para pelaku.

Juru bicara Arup yang berbasis di London mengatakan mereka Pernah memberitahu polisi Hong Kong pada Januari ihwal Mengelabui Orang Lain tersebut. Menurut juru bicara itu, Mengelabui Orang Lain tersebut dilakukan dengan menggunakan suara dan gambar palsu hasil teknologi deepfake.

“Sayangnya, kami tidak dapat menjelaskan lebih lanjut pada tahap ini karena insiden tersebut masih dalam proses penyelidikan. Justru, kami dapat mengonfirmasi bahwa suara dan gambar palsu digunakan,” kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan, mengutip CNN, Jumat (17/5).


“Stabilitas keuangan dan operasi Usaha kami tidak terpengaruh dan tidak ada sistem internal kami yang terganggu,” tambah orang tersebut.

Polisi Hong Kong pada Februari mengatakan seorang staf keuangan Arup ditipu untuk menghadiri panggilan video dengan orang-orang yang Ia yakini sebagai kepala keuangan dan anggota staf lainnya. Justru, semuanya palsu.

Menurut polisi, staf itu awalnya menduga ia menerima email phishing dari kantor perusahaan di Inggris karena email tersebut menjelaskan perlunya melakukan transaksi rahasia.

Justru, pekerja tersebut mengesampingkan keraguannya setelah melakukan panggilan video karena orang lain yang hadir terlihat dan terdengar seperti rekan kerja yang dikenalnya.

Ia kemudian setuju untuk mengirimkan total 200 juta USD Hong Kong atau sekitar US$25,6 juta atau sekitar Rp409,36 miliar. Polisi menyebut dana tersebut dikirim dalam 15 transaksi.

Sebagai perusahaan konsultan teknik terkemuka di dunia, Arup tak lepas dari sasaran penjahat siber. Mereka kerap mendapat serangan siber dalam beberapa tahun terakhir.

“Seperti banyak Usaha lain di seluruh dunia, operasi kami menjadi sasaran serangan rutin, termasuk Mengelabui Orang Lain faktur, Mengelabui Orang Lain phishing, pemalsuan suara WhatsApp, dan deepfake,” ujar Rob Greig, kepala informasi global Arup, dalam sebuah pernyataan.

“Apa yang kami lihat Merupakan jumlah dan kecanggihan serangan-serangan tersebut meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir,” lanjut Ia.

Pihak berwenang di seluruh dunia semakin khawatir dengan kecanggihan teknologi deepfake dan penggunaan jahat yang dapat dilakukan.

Dalam sebuah memo internal, pimpinan regional Asia Timur Arup, Michael Kwok, mengatakan bahwa “frekuensi dan kecanggihan serangan ini meningkat dengan Murah secara global, dan kita semua memiliki kewajiban untuk tetap mendapat informasi dan waspada tentang Trik mengenali berbagai teknik yang digunakan oleh para penipu.”

Teknologi deepfake dengan kecerdasan buatan (AI) mulai marak digunakan untuk menghasilkan video atau audio yang Sungguh-sungguh baru, dengan tujuan akhir untuk menggambarkan sesuatu yang Kenyataannya tidak terjadi pada kenyataannya.

Istilah “deepfake” berasal dari teknologi yang mendasarinya – algoritma pembelajaran mendalam – yang belajar sendiri untuk memecahkan masalah dengan kumpulan data yang besar dan dapat digunakan untuk membuat konten palsu dari orang sungguhan.

“Deepfake Merupakan rekaman yang dihasilkan oleh komputer yang Pernah dilatih melalui gambar-gambar yang tak terhitung jumlahnya,” ujar Cristina López, seorang analis senior di Graphika, sebuah perusahaan yang meneliti aliran informasi di jaringan digital, mengutip Business Insider.

Sementara itu, menurut Britannica, istilah deepfake menggabungkan kata deep, yang diambil dari teknologi deep-learning AI (jenis pembelajaran mesin yang melibatkan beberapa tingkat pemrosesan), dan fake, yang merujuk pada konten palsu.

(Skuad/dmi)

Sumber Refrensi Berita : CnnIndonesia > Perusahaan Inggris Kena Tipu, Transfer Rp400 M Gara-gara Deepfake