PTPN Ungkap 3 Syarat Capai Swasembada Gula Tanpa Bebani APBN

—

Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III menyebut target swasembada gula pada 2028 bisa tercapai Bila tiga hal terpenuhi.

Target swasembada itu diamanatkan Kepala Negara Joko Widodo melalui Peraturan Kepala Negara (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani yakin pihaknya bisa mencapai swasembada gula tersebut, bahkan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Bila tiga hal terpenuhi.

Pertama, tidak membatasi plafon pada kredit usaha rakyat (KUR) untuk petani tebu. Kedua, ada levy alias pungutan Perdagangan Masuk Negeri atas setiap produk gula luar negeri yang masuk.

Ketiga, Ghani ingin Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dilebur menjadi Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Badan ini nantinya Bahkan bisa mengelola uang untuk kelompok perkebunan non-sawit, termasuk tebu.

“Tidak mungkin tidak ini Berencana sangat Membantu dan Tidak mungkin tidak ini tidak Dianjurkan APBN. Artinya, swasembada gula tanpa APBN. Rakyatnya dan petani sejahtera, konsumen tidak terbebani,” ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Wakil Rakyat RI di Jakarta Pusat, Selasa (25/6).

“Kami (Bahkan) ingin memohon dukungan Komisi VI, sebelum produktivitas petani mencapai 8 ton (per hektare), tolong kami dilindungi jangan masuk gula Perdagangan Masuk Negeri. Kalau gula Perdagangan Masuk Negeri masuk gila-gilaan, kami mati, dan petani tidak bisa memperbaiki agronominya,” ujar Ghani.

Ghani mencatat Pada Di waktu ini ada 500 ribu hektare lahan tebu di Indonesia. Dengan target produktivitas per hektare 8 ton, maka produksi lokal bisa mencapai 4 juta ton.

Ia menegaskan capaian tersebut Pernah cukup Bila hanya memenuhi kebutuhan konsumsi sebesar 3,2 juta ton. Justru, Ghani mengakui masih Dianjurkan upaya ekstra untuk mencukupi kebutuhan gula industri makanan dan minuman (mamin).

“Yang saya takutkan, jangan sampai petani mengganti sawahnya untuk tebu. Karena harapan saya tebu itu Harus bertambah di lahan kering,” ucapnya.

“Tahun ini saja luas tanaman tebu bertambah 6.000 hektare. Ke depan Dianjurkan kita perhatikan, jangan sampai tebu swasembada, padinya kurang. Bukan tujuan kami ke arah sana,” imbuh Ghani was-was.

(skt/pta)