Singapura Ketar-ketir Dilanda Wabah Tikus, Banyak Warganya yang Panik

Singapura Ketar-ketir Dilanda Wabah Tikus, Banyak Warganya yang Panik

Jakarta

Dalam waktu beberapa hari terakhir, Singapura tengah ‘diserbu’ wabah tikus di sebagian besar wilayahnya. Tak sedikit warganya yang cemas dan khawatir terkait dampak akibat tikus-tikus yang beredar, khususnya penyakit.

Seorang warga Singapura, Shantel Lim mengaku sangat khawatir dan terkejut ketika menemukan Sebanyaknya tikus yang ‘bersarang’ di daerah tempat tinggalnya di Tampines Street.

“Saya Sangat dianjurkan segera pergi ke rumah sakit, karena (tikus) membawa banyak patogen, virus dan bakteri,” kata wanita berusia 24 tahun itu, dikutip CNA.


“Mereka sangat besar dan mengeluarkan suara mencicit yang keras,” katanya dikutip CNA.

Shantel mengatakan tikus-tikus tersebut banyak berkumpul di tempat pembuangan sampah Sampai saat ini saluran pembuangan.



ADVERTISEMENT

“Ini masalah besar di Tampines karena bukan hanya saya yang mengalaminya. Teman saya yang tinggal di dekat situ mengatakan bahwa tikus Bahkan sering terlihat di sekitar bloknya,” tambahnya.

Shantel Bahkan sering mengunggah berbagai foto tikus mati di media sosial guna melaporkan kasus yang terjadi di wilayah tempat tinggalnya. Terhitung selama 10 hari, terdapat 320 respons dari netizen lain yang melaporkan hal yang sama.

Warga wilayah Toa Payoh, Eugenia Tan Bahkan menyampaikan wabah tikus yang terjadi menyerang perkebunannya. Eugenia kemudian menyadari terdapat ‘masalah serangan tikus’ yang jumlahnya kian meningkat.

“Ini Kemungkinan masalah yang terlalu besar, terutama karena mereka bereproduksi cukup Mudah,” ucap Eugenia.

Ayahnya, Martha Lee, bahkan pernah menangkap Sampai saat ini 15 tikus dalam sehari saat berada di taman komunitas dekat Poliklinik Toa Payoh. Martha menyebut Pada saat ini Pernah berlangsung menangkap lebih dari 80 tikus.

Tindakan Pemerintah Singapura

Menyoroti keresahan warga terkait tikus, Dewan Kota Tampines melakukan pemantauan aktivitas tikus atau melakukan operasi pengawasan. Pihaknya Bahkan bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kami Bahkan mengambil pendekatan holistik, meminta kerja sama dari gerai makanan, operator supermarket, anggota masyarakat, dan pihak berwenang yang mengelola Tempat konstruksi untuk proyek infrastruktur guna menjaga kebersihan kawasan dan ruang publik kami,” kata Dewan Kota Tampines.

“Untuk mengatasi masalah tikus secara efektif, Sangat dianjurkan ada upaya yang konsisten dari semua pihak,” lanjutnya.

Merujuk pada upaya dan program pengawasan dan pengendalian tikus yang komprehensif dan berkelanjutan yang Pernah berlangsung diterapkan bersama NEA, Dewan Kota Tampines menyebut terdapat hasil positif dalam pengurangan aktivitas tikus

Di Toa Payoh, tempat Dewan Kota Bishan-Toa Payoh (BTPTC) Pernah berlangsung menggunakan layanan pengendalian hama profesional, operasi pengawasan dan pemusnahan Pernah berlangsung ditingkatkan sejak bulan Januari.

“Di tempat-tempat di mana liang hewan pengerat terus-menerus terdeteksi, perawatan di lapangan dilakukan hampir setiap hari, dan operasi pemusnahan dilakukan setidaknya setiap dua minggu sekali,” kata ketua BTPTC Chong Kee Hiong.

“Perawatan di darat mengacu pada proses memasukkan umpan ke dalam liang secara Berulang kali untuk membasmi tikus, sebelum menutup liang yang tidak aktif. Proses yang sama diulangi untuk liang yang aktif atau baru,” katanya lagi.

Latihan pemusnahan Bahkan dilakukan pada malam hari. Hal ini termasuk menempatkan perangkap keramba di Tempat-Tempat strategis, seperti tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah, dan tempat pembuangan sampah.

“Pada saat yang sama, dewan kota Tengah mencari kerja sama dengan kedai kopi dan pusat jajanan terdekat dalam pengelolaan limbah makanan yang tepat sehingga dapat mengekang sumber makanan potensial bagi hewan pengerat tersebut,” kata Chong.

Operasi inspeksi dan penegakan hukum di gerai makanan Toa Payoh dilakukan bekerja sama dengan NEA dan Badan Makanan Singapura (SFA), dan BTPTC Nanti akan mencari metode baru atau lebih baik untuk mengatasi masalah hewan pengerat di masa mendatang.

“Kami Bahkan bermaksud Membantu unit hunian di lantai dasar untuk mencegah masuknya hewan pengerat,” kata Chong.

“Dewan kota berkomitmen untuk menjaga kawasan kami tetap bersih dan Unggul tinggi bagi penduduk kami.”

Sumber Refrensi Berita : Detik.com > Singapura Ketar-ketir Dilanda Wabah Tikus, Banyak Warganya yang Panik