Tinggal di Kota dan Susah Punya Keturunan? Kemungkinan Ini Biang Keroknya

Tinggal di Kota dan Susah Punya Keturunan? Kemungkinan Ini Biang Keroknya


Jakarta

Sebuah studi kembali mengaitkan faktor lingkungan di kehidupan urban dengan risiko infertilitas atau ketidaksuburan. Pengaruhnya berbeda pada pria dan wanita.

Studi yang dilakukan di Denmark ini menggunakan data nasional untuk mengeksplorasi ketidaksuburan. Hasilnya, paparan jangka panjang polusi udara dan kebisingan karena lalu lintas Kemungkinan berhubungan dengan ketidaksuburan.

Polusi udara sejak lama dikaitkan dengan dampak kesehatan, mulai dari kanker Sampai sekarang penyakit jantung. Berbagai polutan berbahaya yang terhirup masuk ke darah, lalu mempengaruhi sistem hormonal.


Terhadap kesuburan, perubahan hormonal Berniat berdampak pada kualitas sel telur dan sperma.

Di sisi lain, efek kebisingan terhadap kesehatan lebih samar. Sekalipun beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh terhadap sistem hormonal, yang Akhirnya berdampak Bahkan pada kesuburan.

Dikutip dari Livescience, para ilmuwan dalam studi ini menemukan risiko infertilitas 24 persen lebih besar pada pria yang terpapar polutan PM 2.5 sebanyak 1,6 kali lebih tinggi dari rekomendasi organisasi kesehatan dunia.

Pada wanita, paparan kebisingan pada 10,2 desibel lebih tinggi dari rata-rata dikaitkan dengan peningkatan risiko infertilitas sebesar 14 persen pada usia di atas 25 tahun. Paparan normal kebisingan didefinisikan pada 55-60 desibel.

Sumber Refrensi Berita : Detik.com > Tinggal di Kota dan Susah Punya Keturunan? Kemungkinan Ini Biang Keroknya